Jumat, 02 Desember 2016

Permasalahan Keanekaragaman Hayati

Indonesia seharusnya merupakan tempat keanekaragaman hayati terkaya dunia. Di negara kepulauan ini terdapat banyak spesies mamalia, spesies tumbuhan berbunga , spesies burung, spesies reptilia, dan spesies amfibi.
Indonesia sedang menghadapi krisis keanekaragaman hayati. Krisis keanekaragaman hayati yang terjadi disebabkan oleh berbagai faktor yang kadang saling berkaitan. Krisis keanekaragaman hayati adalah masalah nasional yang seharusnya disikapi secara menyeluruh. Setiap langkah yang kita ambil untuk menyelamatkan potensi keanekaragaman hayati sangat penting.
Ada dua penyebab kerusakan keanekaragaman hayati , yaitu penyebab utama dan penyebab sekunder:
    1.         Penyebab Utama
Ada dua penyebab utama kerusakan keragaman hayati secara besar-besaran:
a.       Kerusakan habitat yang berhubungan dengan proyek-proyek mega yang dibiayai secara           internasional seperti pembangunan bendungan dan jalan bebas hambatan, serta kegiatan           pertambangan dikawasan hutan yang kaya akan keragaman hayati.

b.     Kerusakan keanekaragaman hayati pada kawasan-kawasan budidaya adalah dorongan             ekonomi dan teknologi untuk menggantikan keragaman dengan homogenitas pada sektor         kehutanan, pertanian, perikanan dan peternakan.
        Revolusi hijau dalam  pertanian, revolusi putih di perusahaan susu dan revolusi biru di             sektor biru di sektor perikanan adalah revolusi-revolusi di mana keragaman hayati                    secara sengaja digantikan dengan keseragaman hayati han monokultur.

    2.         Penyebab Sekunder
a.       Tekanan populasi, penggusuran penduduk dan penggusuran keragaman hayati  berjalan           seiring, dan penduduk tergusur yang makin menghancurkan keragaman hayati adalah               dampak tingkat kedua dari penyebab utama kerusakan seperti tersebut diatas.
b.      Dampak negatif intensifikasi di lahan pertanian dan perkebunan, erosi, kebakaran,                    pestisida dan pupuk anorganik menyebabkan pencemaran di daratan dan perairan sangat           nyata menurunkan keragaman hayati.
c.       Pencemaran/polusi baik tanah, perairan maupun udara.
d.      Eksploitasi jenis tertentu secara besar-besaran.

Jadi upaya untuk memperbaiki kerusakan lingkungan dengan cara :
a.         Pelestarian secara in situ, yaitu melindungi sumber hayati di tempat aslinya. Hal ini dilakukan sehubungan dengan keberadaan organisme yang memerlukan habitat khusus, dan akan membahayakan kehidupan organisme tersebut jika dipindahkan ke tempat lainnya, contohnya: cagar alam, hutan lindung, suaka margasatwa, taman laut.

b.            Pelestarian secara ex situ, merupakan bentuk perlindungan kenanekaragaman hayati Indonesia dengan cara memindahkan hewan atau tumbuhan ke tempat lainnya yang cocok bagi kehidupannya, contoh: kebun raya, hutan nasional, hutan produksi, kebun binatang, Tabulampot (tanaman budi daya dalam pot).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar